Rawa Lebak : Ekologi, Pemanfaatan, dan Pengembangannya
Penerbit : Rajawali Pers (PT Grafindo Persada) Jakarta
Abstrak
Lahan rawa lebak merupakan
agroekosistem yang pengembangannya masih tertinggal dibandingkan dengan
agroekosistem lainnya seperti lahan kering atau lahan irigasi. Walaupun
demikian, pemanfaatan rawa lebak baik untuk pertanian, perikanan, maupun
peternakan bahkan pariwisata oleh masyarakat tradisional setempat secara
terbatas sudah sejak lama. Kearifan budaya lokal dalam pemanfaatan dan
pengembangan potensi rawa lebak ini diwariskan dari generasi ke generasi dan
terus berkembang sejalan dengan kemajuan pengetahuan masyarakat setempat. Konon pengetahuan dalam pemanfaatan lahan
rawa lebak ini pada awalnya diadopsi
dari bangsa Mongol (Cina) yang berdagang sambil bertani juga berternak, jauh
sebelum bangsa-bangsa Eropah melakukan ekspansi atau kolonialisasi. Potensi rawa lebak ini belum banyak
dimanfaatkan atau dikembangkan. Petani di Kalimantan Selatan memanfaatkan rawa
lebak untuk mengusahakan pertanaman padi dan sayur-sayuran pada lebak dangkal
dan atau lebak tengahan. Selain itu rawa lebak juga dimanfaatkan untuk
pengembalaan kerbau rawa seperti di daerah Danau Panggang, Kabupaten Hulu
Sungai Utara. Mereka mengetahui kapan
lahan tersebut dapat dimanfaatkan berdasarkan pengalaman bertahun-tahun.
Biasanya pengetahuan tersebut diajarkan secara turun temurun dalam bentuk
tradisi lisan dan sebagian besar belum dituangkan dalam bentuk tulisan. Namun
demikian, pemanfaatan rawa lebak ini masih sangat terbatas.
Kelebihan rawa lebak sehingga
menarik untuk dikembangkan antara lain karena (1) berpotensi sebagai sumber
pertumbuhan produksi baru yang cukup memberikan harapan, (2) memiliki luas yang
cukup besar, (3) mempunyai nilai komparatif dan kompetitif untuk dikembangkan
dengan komoditas yang cukup beragam seperti tanaman pangan padi, palawija,
umbi-umbian, tanaman sayuran, buah-buahan, tanaman perkebunan, perikanan, dan
peternakan seperti itik, kerbau dsb, dan (4) memiliki kekayaan sosial-budaya
berupa kearifan budaya lokal yang cukup potensial untuk digali dan
dikembangkan. Selain itu, sebagian rawa lebak sudah mempunyai jaringan saluran
irigasi dan drainase serta akses jalan darat yang baik sehingga mudah
dijangkau. Selain potensi fungsi
produksi, lahan rawa lebak juga mempunyai fungsi lingkungan dan daya eksotik
yang tidak kalah penting untuk diperhatikan sehingga patut diperhitungkan
sebagai kawasan potensial masa depan yaitu sebagai wilayah konservasi sumber
daya genetik dan plasma nutfah. Keragaman hayati yang cukup tinggi dan spesifik
dari rawa lebak merupakan potensi pula sebagai
kawasan konservasi, cagar alam sekaligus sebagai kawasan sasaran wisata
alam. Rawa lebak merupakan ladang penelitian karena masih banyak menyimpan
misteri yang perlu diungkap seperti
keragaman ekologi berupa watak lingkungan, ikan,
unggas, reptil, flora dan buah-buah eksotik yang merupakan kekayaan
tiada bandingnya. Secara khusus, buku
ini menguraikan tentang potensi ekologi,
pemanfaatan, dan pengembangan rawa lebak
untuk pertanian, perikanan, dan peternakan.
Buku tesk ini
diharapkan dapat dijadikan acuan dan arahan dalam memahami dan
mengembangkan lahan rawa lebak, khususnya untuk pertanian. Dengan terbitnya buku ini diharapkan
kelangkaan informasi dan acuan tentang pengembangan lahan rawa yang dimiliki
Indonesia cukup luas dapat terpenuhi dan paling tidak dapat menjadi sumber
inspirasi masyarakat pertanian khususnya umumnya dan bangsa Indonesia umumnya.
2 komentar:
masih ada buku yg masih bisa dijual pak?
cari dmana yah buku ini
surat dhuha
Posting Komentar