Sabtu, 27 Oktober 2012

Rawa Lebak




Rawa Lebak : Ekologi, Pemanfaatan, dan Pengembangannya
Penerbit : Rajawali Pers (PT Grafindo Persada) Jakarta

Abstrak

Lahan rawa lebak merupakan agroekosistem yang pengembangannya masih tertinggal dibandingkan dengan agroekosistem lainnya seperti lahan kering atau lahan irigasi. Walaupun demikian, pemanfaatan rawa lebak baik untuk pertanian, perikanan, maupun peternakan bahkan pariwisata oleh masyarakat tradisional setempat secara terbatas sudah sejak lama. Kearifan budaya lokal dalam pemanfaatan dan pengembangan potensi rawa lebak ini diwariskan dari generasi ke generasi dan terus berkembang sejalan dengan kemajuan pengetahuan masyarakat setempat.  Konon pengetahuan dalam pemanfaatan lahan rawa lebak ini pada awalnya  diadopsi dari bangsa Mongol (Cina) yang berdagang sambil bertani juga berternak, jauh sebelum bangsa-bangsa Eropah melakukan ekspansi atau kolonialisasi.  Potensi rawa lebak ini belum banyak dimanfaatkan atau dikembangkan. Petani di Kalimantan Selatan memanfaatkan rawa lebak untuk mengusahakan pertanaman padi dan sayur-sayuran pada lebak dangkal dan atau lebak tengahan. Selain itu rawa lebak juga dimanfaatkan untuk pengembalaan kerbau rawa seperti di daerah Danau Panggang, Kabupaten Hulu Sungai Utara. Mereka mengetahui  kapan lahan tersebut dapat dimanfaatkan berdasarkan pengalaman bertahun-tahun. Biasanya pengetahuan tersebut diajarkan secara turun temurun dalam bentuk tradisi lisan dan sebagian besar belum dituangkan dalam bentuk tulisan. Namun demikian, pemanfaatan rawa lebak ini masih sangat terbatas.
Kelebihan rawa lebak sehingga menarik untuk dikembangkan antara lain karena (1) berpotensi sebagai sumber pertumbuhan produksi baru yang cukup memberikan harapan, (2) memiliki luas yang cukup besar, (3) mempunyai nilai komparatif dan kompetitif untuk dikembangkan dengan komoditas yang cukup beragam seperti tanaman pangan padi, palawija, umbi-umbian, tanaman sayuran, buah-buahan, tanaman perkebunan, perikanan, dan peternakan seperti itik, kerbau dsb, dan (4) memiliki kekayaan sosial-budaya berupa kearifan budaya lokal yang cukup potensial untuk digali dan dikembangkan. Selain itu, sebagian rawa lebak sudah mempunyai jaringan saluran irigasi dan drainase serta akses jalan darat yang baik sehingga mudah dijangkau.    Selain potensi fungsi produksi, lahan rawa lebak juga mempunyai fungsi lingkungan dan daya eksotik yang tidak kalah penting untuk diperhatikan sehingga patut diperhitungkan sebagai kawasan potensial masa depan yaitu sebagai wilayah konservasi sumber daya genetik dan plasma nutfah. Keragaman hayati yang cukup tinggi dan spesifik dari rawa lebak merupakan potensi pula sebagai  kawasan konservasi, cagar alam sekaligus sebagai kawasan sasaran wisata alam. Rawa lebak merupakan ladang penelitian karena masih banyak menyimpan misteri yang perlu diungkap seperti  keragaman ekologi berupa watak lingkungan,  ikan,  unggas, reptil, flora dan buah-buah eksotik yang merupakan kekayaan tiada bandingnya.  Secara khusus, buku ini menguraikan tentang potensi ekologi,  pemanfaatan, dan pengembangan rawa lebak  untuk pertanian, perikanan, dan peternakan.
Buku tesk ini  diharapkan dapat dijadikan acuan dan arahan dalam memahami dan mengembangkan lahan rawa lebak, khususnya untuk pertanian.  Dengan terbitnya buku ini diharapkan kelangkaan informasi dan acuan tentang pengembangan lahan rawa yang dimiliki Indonesia cukup luas dapat terpenuhi dan paling tidak dapat menjadi sumber inspirasi masyarakat pertanian khususnya umumnya dan bangsa Indonesia umumnya.

2 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites