SURVEI KONDISI TANAH, PIRIT DAN GAMBUT UNTUK PENGEMBANGAN TANAMAN KELAPA
SAWIT PT. DAYA KARSA
CIPTA PERSADA, KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN, KALIMANTAN SELATAN
PENGANTAR
Survei Kondisi Tanah, Pirit dan Gambut untuk Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit ini dilaksanakan oleh Tim Survei BALITTRA berturut-turut pada tanggal 19-22 Oktober 2011 dan 18-22 November 2011
meliputi luas sekitar 10.000 hektar pada Kecamatan Danau Panggang, Daha Selatan
dan Daha Utara, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Secara rinci laporan survei ini terdiri atas Bab I. PENDAHULUAN
yang mengemukakan tentang latar belakang, tujuan; dan keluaran; Bab
II. METODOLOGI SURVEI mengemukakan tahap
persiapan, kegiatan
lapangan, analisis pengolahan data, pembuatan
peta dan laporan akhir; BAB III. KONDISI UMUM
WILAYAH mengemukakan batas wilayah survei, topografiwilayah dan
tutupan, dan tipologi lahan wilayah; Bab IV. KONDISI
PIRIT TANAH DAN GAMBUT yang mengemukakan sebaran kedalaman pirit dan ketebalan Gambut; Bab V KLASIFIKASI
TANAH DAN KESESUAIAN LAHAN yang menguraikan klasifikasi tanah dan
kesesuaian lahan; dan Bab VI KESIMPULAN DAN SARAN.
RINGKASAN HASIL SURVEI
Kondisi wilayah
survei mempunyai topografi datar dan jenis tutupan vegetasi semak belukar
yang terdiri dari galam (Melaleuca leucadendron), purun tikus (Eleocharis dulcis), paku-pakuan, rotan,
sebagian kecil kebun masyarakat, dan tempat pengembalaan kerbau rawa. Berdasarkan
tipologi lahan rawa, wilayah survei terdiri atas (1) lahan potensial
2.045 ha (20,34 % dari wilayah survei);
(2) lahan gambut 2.398 ha (23,85%); dan (3) lahan sulfat masam 5.611 ha
(55,81.%). Luas wilayah survei keseluruhan 10.054 ha.
Berdasarkan
kedalaman pirit, wilayah survei yang masuk kategori (1) berpirit dangkal tidak ada, (2) berpirit
sedang meliputi 2.311 ha (22,99%), (3) berpirit dalam meliputi 7.742 ha (77,01%). Berdasarkan
ketebalan gambutnya, wilayah yang masuk lahan gambut 2.726 ha (27,11% wilayah
survei) terdiri atas (1) gambut dangkal 1.219 ha (12,12%) dan (2) gambut sedang 1.507 ha (14,99 %). Berdasarkan jenis
tanah, wilayah survei didominasi Typic Endoaquent dan Typic Endoaquep masing-masing seluas
2.800 ha (27,85%) dan 3.569 ha (35,50%). Namun terdapat jenis tanah Sulfaquept dengan kedalaman pirit
25-60 cm seluas 983 ha yang disarankan untuk tidak ditanami atau dijadikan
wilayah konservasi sebagai jalur hijau.
Berdasarkan
evaluasi dari wilayah survei 10.054 ha yang tergolong tidak sesuai sekitar 855
ha termasuk jenis
tanah sulfat masam aktual (Typic
Sulfaquept) yang sebaiknya dijadikan kawasan konservasi atau jalur
hijau sehingga pada prinsifnya terdapat
sekitar 9.000 ha (90%) wilayah survei cocok untuk pengembangan kelapa sawit. Kendala dalam pengembangan kelapa sawit di wilayah survei
ini antara lain lapisan pirit, gambut mentah, genangan/banjir
pada musim hujan, dan kekeringan pada musim kemarau.
1 komentar:
bagus bagus sekali infonya
streaming mnctv
Posting Komentar